batasberitaterkini.blogspot.com - Saya seorang karyawan di Bank yang ada
di kampus (di sebuah universitas). Saya mempunyai pengalaman yang tak
akan saya lupakan. Saya telah menyetubuhi seorang asisten dosen wanita.
Jika dilihat, diri saya juga nggak kalah dengan mahasiswa di kampus ini.
Saya juga masih muda dan berbadan tegap.
Saya memang menyukai asisten dosen itu,
saya memang suka dengan wanita yang agak kurus, tinggi, tetapi secara
proporsional “lengkap” baik ukuran payudara maupun pantatnya. Pantatnya
tidak terlalu besar namun sesuai dengan pinggangnya, wajahnya seperti
awet muda, namun menunjukkan kecerdasan, dan kecerdasannya itulah yang
membuatku cukup bernafsu untuk memberinya kepuasan dan membuatnya lemas
dalam kepuasan.
Berikut cerita dewasa-nya. Sewaktu itu
saya pulang kerja pada jam lima sore, saya lihat dia sedang menunggu
hujan agak mereda pada hari itu, kita mengobrol karena dia dan aku
searah. Saya ditawari untuk ikut serta dengan mobilnya. Di mobil kami
bercerita tentang segala macam. Saya merasa ingin sekali bercerita
terus.
Singkat cerita mobil yang membawa kami
telah tiba di sebuah perempatan di mana saya harus turun, tetapi di luar
masih hujan, dia memaksa untuk dapat mengantarkan saya sampai rumah
karena jaraknya agak dekat. Tiba di rumah saya menawarkannya untuk
masuk, dia akhirnya mau dengan keperluan untuk meminjam kamar kecil yang
kemudian saya mengetahuinya digunakan untuk mengganti panty shield.
Singkat cerita, mungkin setelah tertarik
kami saling bertatap-tatapan di depan kamar mandi setelah dia selesai
dari kamar mandi, aku langsung menerjang bibirnya. Kuhisap mulut dan
bibirnya yang lembut, tercium aroma tubuhnya white musk, tanganku
bergerak merangkulnya dia memegang bahu dan otot bisep dan trisepku.
Rupanya dia juga tertarik dengan tubuhku yang atletis, karena rambutnya
sebatas leher, kusibakkan rambutnya ke belakang sehingga bisa kulihat
belakang kupingnya dan tengkuknya.
Lalu kutarik perlahan hisapan mulutku
pada bibirnya, dia menampar lalu kucium leher pada bagian bawah
lehernya. Rupanya dia sungguh menikmatinya. Perlahan jari-jemarinya
membuka kancing bajuku lalu tangannya masuk di sela-sela dan mengelus
dadaku, terasa jantung dan darahku mendesir, sementara keadaan di luar
rumah hujan dan dingin.
Tangan kananku mencoba mencari
ritsluiting roknya di bagian belakang roknya. Setelah kutemukan,
kuturunkan perlahan, tangan kirinya kemudian memegang tanganku sebagai
tanda tak setuju. Tetapi karena itu kupindahkan lagi bibirku untuk
kembali mencium dalam-dalam bibirnya yang tipis itu.
Nafas menderu dan berdesah, sementara
semakin rapat saja payudaranya menekan dadaku. Kali ini berhasil
kuturunkan ritsluiting roknya, kemudian ia melangkahi keluar dari
lingkaran roknya yang telah turun ke lantai.
Lama juga aku mencium gadis ini, mungkin
ada hampir 3 sampai 10 menit kemudian aku menatap matanya. Tak ada
keraguan dari dirinya, kemudian kuangkat dan kugendong dia ke kamar,
sampai di kamar kutaruh dia perlahan ke tempat tidur.
Sementara kuturunkan celana panjangku.
Kupeluk dia, kucium rambutnya sementara kubuka baju kemudian kaus
dalamnya, kulihat kulitnya putih sekali. Kemudian ia mengisyaratkan aku
untuk menggunakan kondom, tetapi aku tidak punya, kemudian ia menepuk
pipiku dan menarik pipiku sampai mulutku monyong.
“Gue nggak mau resiko, dasar anak
nakal”, kemudian dia keluar kamar sambil hanya mengenakan pakaian dalam.
Kemudian dia kembali sudah membawa beberapa kondom yang salah satunya
sudah dia buka dengan cara digigit di depanku. Kemudian dia duduk di
pahaku, sementara aku sudah telentang.
Dia mengamati bentuk penisku yang agak
kentara, karena sudah agak mengeras di dalam celana dalam. Dia memainkan
kuku telunjuknya mengikuti bentuknya dan mengelusnya perlahan.
Sementara aku menarik CD-ku agak turun. Sehingga kini tegaklah penisku
dengan perkasa dan ia tertawa melihatnya.
Dia memegang batang penisku dengan
tangan kirinya dan mengelus-elusnya perlahan. Aliran darah menuju
penisku semakin bertambah tegangnya, sehingga terlihat urat-urat di
sekitar batangnya. Lalu tanganku ditariknya untuk memegang penisku
sementara dia memasangi kondom itu dengan kedua tangannya.
Maklum penisku diameternya hampir sama
dengan botol minuman kemasan. Akhirnya usaha untuk memasukkan kondom itu
berhasil lalu dia bergerak maju dan agak berdiri setengah jongkok.
Kemudian aku mengarahkan kepala penisku yang terselaputi itu ke arah
lubang vaginanya.
Dia tidak membuka celana dalamnya, dia
hanya menyampingkan sedikit bagian bawah celananya, tetapi dia menarik
“panty shield” nya dan membuangnya ke lantai. Dia turun sedikit sehingga
kepala penisku terbenam pada bagian kemaluannya. Agaknya dia berteriak
tertahan dan berdesis, “Sshh… ahkk”, sepertinya memang agak rapat
otot-otot kewanitaannya.
Dia bangun lalu menyuruhku untuk
melakukan petting kembali. Tangannya menarik tanganku untuk
meremas-remas payudaranya yang memang agak kecil dan bila ia tiduran
tambah tidak terlihat tetapi tetap saja membuatku bertambah nafsu
melihat ekspresi wajahnya. Sementara kudekatkan wajahku untuk mencium
bibir dan lehernya.
Tangan kiriku bergerak turun ke balik
celana dalamnya yang berwarna putih. Kuikuti alur garis bibir
kemaluannya turun kemudian ke atas agak menyelip masuk sedikit ke dalam,
kemudian naik ke atas agak di atas liang kenikmatannya.
Kucari benjolan kecil yang kemudian
dapat kusentuh-sentuh dan kugerak-gerakkan, seiring itu dia
bergerak-gerak tanpa sengaja dia menggigit bibirku, aku menarik wajahku
dengan reflek. Tanganku yang tadinya kugunakan untuk meraba payudaranya,
kugunakan untuk menarik bibirku agar terlihat dengan mataku, “Sorry
nggak sengaja”, katanya.
Langsung saja kutarik celana dalamnya
turun sampai ke betis, lalu kulihat bagaimana kemaluannya masih
ditumbuhi bulu yang tidak terlalu lebat, halus namun merata. Lalu warna
merah jambu bibir kemaluannya dengan bagian pantat yang tidak gemuk ia
terlihat seperti anak-anak. Langsung saja kutindih tubuhnya namun kujaga
agar ia tidak langsung kaget menerima beban tubuhku.
Kepala penisku kuarahkan ke arah bagian
kemaluannya, tetapi aku kembali menciumi bibirnya dengan bibirku yang
agak berdarah. Agak asin kurasakan kini, waktu itu penisku tidak masuk
melainkan kegesek di luar saja kemudian kuangkat pantatku dan kulebarkan
pahanya.
Sementara tangan kananku meraih bantal
dan kuletakkan dibawah pinggang Desy, (oh ya namanya Desy) sehingga agak
terangkat. Kemudian kuarahkan masuk kepala penisku sedikit demi sedikit
kurasakan hangatnya “di kedalaman”. “Aakh… shh…” aku atau dia yang
berdesis, aku sudah tidak ingat. Tak sampai penuh masuk, kutarik lagi
penisku dan kulebarkan kembali pahanya dan kumasukkan kembali penisku
dengan agak memaksa.
“Oouch”, ujarnya. Kutarik ke atas
pantatku kemudian kubenamkan kembali penisku setelah beberapa kali
terulang kutarik agak keluar dan kemudian kudesak sangat dalam sampai
pangkal atau buah zakarku tertekan pada lubang duburnya.
Selama kejadian itu berlangsung tangan
dia memelukku dengan erat namun seakan melemah ketika pinggangku
kuangkat naik. Saling tarik nafas terjadi bagai sebuah kancah berebut
oksigen sehingga beberapa menit kemudian desakan dari dalam tak bisa
kutahan dan kulepaskan saja semuanya.
Nafasku terengah-engah, putus-putus, tak
lama kemudian aku merasakan rasa tolakan serta desakan yang kuat dari
dalam vagina Desy. Keringat dingin terasa di tubuhku dan kejang-kejang
serta ekspresi lain yang tak kuingat dan kulihat karena aku merem
menyertai pada diri desy.
“Ooohh… shh”, kemudian dia memelukku
erat walaupun terasa desakan dari dalam kuat tetap saja tak mampu
mengeluarkan penisku, malah jadinya kutekan sekuatku ke dalam. Lalu tak
terasa aku tertidur lemas sampai akhirnya ia menggeserku agar pindah
dari atas tubuhnya.
Penisku terangkat dan bersandar di
pahanya. Kuberikan isyarat untuk mencopot kondomnya, ia kemudian
melakukannya. Kupegang penisku dan kugerak-gerakkan, “Berani nggak?”
kutanya. Begitu penis itu dipegangnya ia baru terkena di bibirnya dan
terjilat sekali, dia kemudian muntah di lantai. “Pusing ah…” iya memang
karena seharian kerja aku juga sempat kunang-kunang, setelah mencapai
klimax.
Singkatnya hubungan itu kami lanjutkan sampai sekarang, dan kita sama-sama mencapai klimax satu sama lain. batasberitaterkini.blogspot.com
0 Comentario "Indahnya Bisa Bercinta Dengan Asisten Dosen"
Posting Komentar