Ditengah kesusahan datanglah tawaran dari Nancy, junior saya yang telah pindah ke Sange Advertising, dan mengenalkan saya dengan Ibu Sinta, pemilik perusahaan tersebut. Ibu Sinta dipertengahan abad usianya, masih mempunyai tubuh yang terawat dengan baik, body-nya tidak kalah dengan gadis-gadis yang masih muda yang menjadi anak buahnya di Sange Advertising.
Karena prestasi kerja saya yang baik, kami sering mengadakan meeting after hours, dan progress kerja saya yang baik, membuat kami cukup akrab..tapi pada suatu malam ada kejadian yang benar-benar mengubah hidup saya.
Suatu malam, ketika semua karyawan sudah pulang, saya sedang memaparkan pendekatan saya terhadap suatu perusahaan rokok terkemuka, kemudian tiba-tiba ibu Sinta datang dan berkata,
"Aduh... kok punggungku gatal ya..?"
Saya masih berusaha menahan diri untuk tidak terlalu cepat menolongnya, takut nanti dianggap kurang ajar.
"Tolong dik Chan, bisa garukin punggung ibu ?"
Saya pun menuruti kemauan ibu Sinta. Saya garuk perlahaa, takut ibu Sinta kesakitan.
"Dik Chan, agak kuat dikit" sambil membuka blazer nya.
Sehingga tinggal blouse-nya yang putih transparan. Aduh... saya pun semakin tidak tahan melihatnya. Saya usap seluruh punggungnya dengan pelan, ke atas dan ke bawah, ke kiri dan ke kanan, terkadang tangan saya, saya telusupkan di bawah ketiaknya, untuk menggapai payudara yang di depan. Dia menggeleng-geleng kepalanya sambil mendesah,
"uuuhh enak dik Chan...enak...uuuhhh..."
Mendengar suara desahannya, Tititku langsung berdiri tegak seperti monas. Seluruh tubuhku menggigil, temggorokanku terasa kering, dan susah bicara karena nafasku yang menggebu. Aku pun menempelkan Tititku di punggungnya dan ku gesek secara perlahan.
Lalu dia pun membimbing kedua tanganku untuk mengusap kedua gunung kembar yang masih kencang itu. Dengan perlahan aku membalikkan badannya ke arahku. Kini kami pun saling berhadapan, dadaku menempel ke dadanya dan saya membayangkan betapa indahnya kedua gunung kembarnya.
Dia memberikan reaksi dengan mengencangkan dekapannya dan mulai menciumiku. Kami pun saling mengusap lidah, dan aku terus mengusap punggungnya yang lembut. Setelah puas menciuminya kuturunkan ciumanku ke belahan dadanya.
"Dikk...Chan...uuugghhttt..sstt" sambil mulutnya mendesis kenikmatan.
Beberapa saat kemudian aku mulai membuka seluruh pakaiannya. Dan terlihat dengan jelas kedua gunung kembarnya yang sangat indah. Tanganku kembali meremas-remas dadanya, ia pun terus mendesis-desis keenakan. "Aaaaauggghh..uhhh..sstt...uhhh".
Kugeser semakin ke bawah ciumanku. Kini sudah mulai kujilati dan kuciumi Memeknya. Semakin lama semakin basah bibir Memeknya. Ia pun terus mendesah tidak karuan. Kusentuh klitorisnya dengan sedikit ujung dari jari tengahku dengan lembut dan.. “Uuhhgh”, lenguhan Santi kenikmatan.
Kubaringkan ia diatas meja kerjaku dengan posisi mengangkang, lalu kugesekkan batang Tititku ke bibir Memeknya. Setelah itu kumasukkan secara perlahan sambil kugesek-gesekan sehingga membuatnya mengerang tidak beraturan.
"Uuugghhh...aaaccchhh...Diikk..Chan...ucchh...ssstt.uuuhh"
Sambil kugenjot pelan batang kemaluanku, kedua tanganku dengan leluasa meremas kedua susunya, yang bergerak-gerak naik turun tergantung sodokanku. Tiba tiba kedua paha Ibu Susan diangkat dan dililitkan ke pinggangku. Kedua tangannya mendekap diriku, mulutnya sedikit menganga dan mendesis.. “Diikk..Uuu.... saa..yaa saampaaii.. uuhhff.”
Dia melenguh, “Uuff.. uff.. uuff.. Dik Chan beluumm yaa. Ayo donk.. uff jangan ditahaan..uuff..ugh..”
“Sebentar Bu!” kataku.
“Dik.. uhff, ceepetan dikit.. Dik.. ughf.. uhfgg.. aa.. ku mau uhgf uff uff.. keeluar.. laa.. ggii..”
“Sebentar Bu, aku juga sudah.. mma.. uu.. saammpai..”
Tiba-tiba seperti ada tekanan dari dalam,,
“Aachghh.. accghh.. Buu.. Sussann.. aku mmau keluarr..”Dia memegang erat tubuhku dan
“Crret.. crrett..” keluar semua cairan yang ada di seluruh tubuhku dan “Aaachh..”
Kami berdua terkulai lemas dengan badan penuh keringat dan nafas terengah-engah.
“makasih ya Dik, kamu telah memberi saluran yang selama ini tersumbat.”
Jam telah menujukkan pukul 22.00 ketika permainan kami usai, dan kami berdua segera masuk ke toilet untuk membersihkan dan merapikan badan kami masing-masing. Hal tersebut kuulangi setiap ada kesempatan, baik di kantor ataupun di hotel, tapi rahasia tersebut tidak terbongkar dan kami saling menjaga rahasia. batasberitaterkini.blogspot.com
0 Comentario "Memberikan Kepuasan Kepada AtasanKu"
Posting Komentar