poker online

Kurasai Hangatnya Bercinta Dengan Tante Ami

Kurasai Hangatnya Bercinta Dengan Tante Ami
Kurasai Hangatnya Bercinta Dengan Tante Ami

batasberitaterkini.blogspot.com - Kejadian ini terjadi ketika aku bangku SMA, umur aku waktu itu baru saja 16 tahun. entah kenapa perkembangan seksual aku begitu cepat diumur yang masih segitu muda aku sudah mau ngerasain hal yang nikmat.

Mungkin karena itu semua karena temen Ibuku, Soalnya temen ibuku yang namanya Tante Ami itu orangnya cantik dan seksi dan memiliki tubuh yang seksi, langsing dan juga awet muda bikin aku selalu membayangkan kemolekan tubuhnya.Tante Ami ini tinggal dekat rumahku dan jaraknya hanya sekitar beberapa rumah saja, Tante Ami cukup deket sama keluargaku meskipun kami tidak memiliki hubungan saudara.

Kalau sore biasanya banyak ibu-ibu suka ngumpul di rumahku buat sekedar ngobrol bahkan suka ngomongin suaminya sendiri. Nah Tante inilah yang bikin aku cepet gede (maklumlah anak masih puber kan biasanya suka yang cepet-cepet).

Biasanya Tante Ami kalau ke rumah ku hanya selalu memakai daster atau kadang-kadang celana pendek yang bikin aku bila melihatnya selalu memikirkan hal yang engak-engak, Biasanya kalau sudah sore tuh ibu-ibu suka ngumpul di ruang TV dan biasanya juga aku pura-pura menonton TV saja. dan pada saat itu Tante ini entah sengaja atau nggak aku juga tidak tahu. Tante Ami kalau duduk itu sering mengangkang, kadang pahanya kebuka dikit bikin Aku salah tingkah.

Apa karena keasyikan ngobrolnya apa memang sengaja Aku juga enggak bisa ngerti, tapi yang pasti sih aku kadang puas banget sampai-sampai kebayang kalau lagi tidur. Kadang kalau sedang ngerumpi sampai ketawa sampai lupa kalau duduk nya Tante Ami ngangkang sampai-sampai celana dalemnya keliatan tapi aku suka banget jika mereka setiap harinya datang kerumah ku dan aku pasti selalu berpura-pura menonton televisi sambil memandang pemandangan yang indah pada tubuh tante Ami.

Pernah aku hampir ketahuan pas lagi ngelirik wah rasanya ada perasaan takut malu sampai-sampai Aku enggak bisa ngomong sampai panas dingin tapi Tante malah diam saja malah dia tambahin lagi gaya duduknya agar aku lebih puas melihat sisi selengkangan tante Emi. dan dari situlah aku mulai suka sama Tante Ami. hampir Setiap hari pasti Aku melihat celana dalem dan selengkangan paha mulus Tante Ami.

Pernah juga Aku waktu jalan-jalan bareng ibu-ibu ke puncak dan bermalam di villa. Teman ibuku hanya bawa anaknya, kebetulan ibu Aku ngsajak Aku untuk menikmati liburan dan dibenakku pasti Tante Erni pula ikut wah asyik juga'' Lirih aku dalam hati. Waktu hari malam ke dua sekitar jam 8-9 mereka ngobrol di luar deket taman sambil bakar jagung.

Ternyata obrolan mereka kali ini adalah cerita tentang hantu, dalam hatiku kok mereka bukanya bercerita tentang hubungan percintaan yang halnya seperti cerita pada waktu dirumahku ya'' malah ceritanya yang serem-serem, pas waktu itu Tante Ami mau ke WC tapi dia takut. Tentu saja Tante di ketawain sama gangnya karena enggak berani ke WC sendiri karena di villa enggak ada orang jadinya takut sampai-sampai dia mau kencing di deket pojokan taman.

Lalu Tante Ami pun menarik tangan ku untuk minta ditemenin ke WC, yah aku sih mau saja. dan kami pun pergi ke ke dalam villa bersama Tante Ami, sesampainya kami di dalam villa Aku menunggu di luar WC,'' dan malah Tante Ami malah ngajakku masuk kedalam dan menemanin dia soalnya katanya dia takut.

Dre temenin Tante yah kamu tunggu di sini saja buka saja pintu nya enggak usah di tutup, Tante takut nih”, kata Tante Ami sambil mulai berjongkok.

Dia mulai menurunkan celana pendeknya sebatas betis dan juga celana dalamnya yang berwarna putih ada motif rendanya sebatas lutut juga. Jantungku sampai deg-degan waktu liat Tante Ami kencing, dalam hatiku, kalau saja Tante boleh ngasih liat terus boleh memegangnya hmm. Sampai-sampai aku bengong ngeliat Tante.

“Heh kenapa kamu Dre kok diam gitu'' awas nanti kesambet” kata Tante.
“Oh enggak apa-apa Tan”, jawabku.
“Pasti kamu lagi mikir yang enggak-enggak yah, kok melihatnya ke bawah terus sih? tanya Tante Erni.
“Enggak kok Tan, aku hanya belum pernah liat cewek kencing dan belum pernah melihat bentuk alat kelamin cewek? jawabku.

Tante Ami cebok dan bangun tanpa menaikkan celana sama CDnya.

“Kamu mau liat Dre? Nih Tante kasih kamu liat tapi jangan bilang-bilang yah nanti Tante enggak enak sama Ibu kamu”, kata Tante Ami.

Dan aku pun hanya mengangguk dan mengiyakan saja. Lalu tanganku dipegang ke arah vaginanya. Aku tambah deg-degan sampai panas dingin karena baru kali ini Aku melihat dan menyentuh yang namanya vagina. Tante Ami membiarkanku memegang-megang vaginanya.

“Sudah dulu yah Dre nanti enggak enak sama ibu-ibu yang lain dikirain kita ngapain disini.
“Iyah Tan,'' jawabku.

Lalu Tante Ami menaikan celana dalam juga celana pendeknya terus kami gabung lagi sama ibu-ibu yang lain. Esoknya aku masih belum bisa melupakan hal semalam sampai sampai aku panas dingin. Hari ini semua pengen pergi jalan-jalan dari pagi sampai sore buat belanja oleh-oleh rekreasi. Tapi aku enggak ikut karena badanku enggak enak.

Dre, kamu enggak ikut? tanya Ibuku.
Enggak dech bu aku enggak enak badan nih tapi aku minta di bawain kue saja yah Bu” pintaku.
Yah sudah istirahat yah jangan main-main lagi” kata Ibu.
Ami, kamu mau kan tolong jagain Andre, nanti kalau kamu ada pesenan yang mau di beli biar sini aku beliin” kata Ibu pada Tante.
“Iya deh Kak aku jagain si Andre tapi beliin aku makanan sama sayuran yah” kata Tante.

Akhirnya mereka semua pergi, hanya tinggal aku dan Tante ami berdua saja di villa, Tante baik juga sampai-sampai aku di bikinin bubur buat sarapan, jam menunjukan pukul 8 pagi waktu itu.

Kamu sakit apa sih Dre? kok lemes gitu?” tanya Tante sambil nyuapin aku dengan bubur ayam buatannya.
Enggak tahu nih Tante kepalaku juga pusing sama panas dingin aja rasanya” kataku.

Tante Ami begitu perhatian padaku, maklumlah di usia perkawinannya yang sudah 4 tahun dia belum dikaruniai seorang buah hati pun.

“Kepala yang mana Dre yang atas apa yang bawah?” kelakar Tante Erni padaku.

Aku pun bingung,

Memangya kepala yang bawah ada Tante? kan kepala kita hanya satu? jawabku polos.
“Itu tuh yang itu yang kamu sering tutupin pake segitiga pengaman” kata Tante sambil memegang si kecilku.
“Ah Tante bisa saja” kataku.
“Eh jangan-jangan kamu sakit gara-gara semalam yah” aku hanya diam saja.

Selesai sarapan badanku dibasuh air hangat oleh Tante, pada waktu dia ingin membuka celanaku, kubilang, “Tante enggak usah deh Tante biar Andre saja yang ngelap, kan malu sama Tante”
“Enggak apa-apa, tanggung nih,'' kata Tante Erni sambil menurunkan celanaku.

Dilapnya si kecilku dengan hati-hati, aku hanya diam saja.

“Dre mau enggak pusingnya hilang? Biar Tante obatin yah”
“Pakai apa Tan, aku enggak tahu obatnya” kataku polos.
“Iyah kamu tenang saja yah” kata Tante .

Lalu di genggamnya batang penisku dan dielusnya langsung spontan saat itu juga penisku berdiri tegak. Dikocoknya pelan-pelan tapi pasti sampai-sampai aku melayang karena baru pertama kali merasakan yang seperti ini.

“Achh.. cchh..” aku hanya mendesah pelan dan tanpa kusadari tanganku memegang vagina Tante Erni yang masih di balut dengan celana pendek dan CD tapi Tante hanya diam saja sambil tertawa kecil terus masih melakukan kocokannya. Sekitar 10 menit kemudian aku merasakan mau kencing.

“Tante sudah dulu yah aku mau kencing nih” kataku.

“Sudah, kencingnya di mulut Tante saja yah enggak apa-apa kok” kata Tante Erni.

Aku bingung campur heran melihat penisku dikulum dalam mulut Tante Ami karena Tante tahu aku sudah mau keluar dan aku hanya bisa diam karena merasakan enaknya.

“Hhgg..achh.. Tante aku mau kencing nih bener” kataku sambil meremas vagina Tante yang kurasakan berdenyut-denyut.

Tante Ami pun langsung menghisap dengan agresifnya dan badanku pun mengejang keras.

“Croott.. ser.. err.. srett..” muncratlah air yang tadi aku bilang ingin kencing itu didalam mulut Tante Ami, Tante Ami pun langsung menyedot sambil menelan maniku sambil menjilatnya. Dan kurasakan vagina Tante berdenyut kencang sampai-sampai aku merasakan celana Tante lembab dan agak basah.

“Enak kan Dre, pusingnya pasti hilang kan? kata Tante Erni.
“Tapi Tante aku minta maaf yah aku enggak enak sama Tante nih soalnya Tante..”
“Sudah enggak apa-apa kok, oh iya kencing kamu kok kental banget, wangi lagi, kamu enggak pernah onani ya Dre?”
“Enggak Tante”

Tanpa kusadari tanganku masih memegang vagina Tante.

“Loh tangan kamu kenapa kok di situ terus sih”. Aku jadi salah tingkah
“Sudah enggak apa-apa kok, Tante ngerti” katanya padaku.
“Tante boleh enggak Alex megang itu Tante lagi” pintaku pada Tante.

Tante Ami pun melepaskan celana pendeknya, kulihat celana dalam Tante basah entah kenapa.

“Tante kencing yah?” tanyaku.
“Enggak ini namanya lagi Tante nafsu Dre sampai-sampai celana dalam Tante basah”.

Dilepaskannya pula celana dalam Tante dan mengelap vaginanya dengan handukku. Lalu Tante Ami duduk di sampingku

“Dre pegang saja enggak apa-apa kok sudah Tante lap” katanya. Akupun mulai memegang vagina Tante Ami dengan tangan yang agak gemetar, Tante hanya ketawa kecil.
“Dre, kenapa? Biasa saja donk kok gemetar kaya gitu sih, kata Tante.

Dia mulai memegang penisku lagi,

“Dre Tante mau itu nih”.
“Mau apa Tante?”
“Itu tuh”, aku bingung atas permintaan Tante Ami.
“Hmm itu tuh, punya kamu di masukin ke dalam itunya Tante kamu mau kan?”
“Tapi Andre enggak tahu caranya Tan”
“Sudah, kamu diam saja biar Tante yang ajarin kamu yah” kata Tante padaku.

Mulailah tangannya mengelus penisku biar bangun kembali tapi aku juga enggak tinggal diam aku coba mengelus-elus vagina Tante Ami yang di tumbuhi bulu halus.

“Dre mau gak jilatin punya Tante yah” katanya.
“Tante Andre gak tahu caranya Andre enggak bisa, nanti muntah lagi”
“Coba saja Dre”

Tante pun langsung mengambil posisi 69. Aku di bawah, Tante Erni di atas dan tanpa pikir panjang Tante pun mulai mengulum penisku.

“Achh.. hgghhghh.. Tante”

Aku pun sebenarnya ada rasa geli tapi ketika kucium vagina Tante tidak berbau apa-apa. Aku mau juga menjilatinya kurang lebih baunya vagina Tante Ami seperti wangi daun pandan (asli aku juga bingung kok bisa gitu yah) aku mulai menjilati vagina Tante sambil tanganku melepaskan kaus u can see Tante dan juga melepaskan kaitan BH-nya, kini kami sama-sama telanjang bulat.

Tante Ami pun masih asyik mengulum penisku yang masih layu kemudian Tante Ami menghentikannya dan berbalik menghadapku langsung mencium bibirku dengan nafas yang penuh nafsu dan menderu.

“Kamu tahu enggak mandi kucing Dre” kata Tante Ami.

Aku hanya menggelengkan kepala dan Tante Ami pun langsung menjilati leherku menciuminya sampai-sampai aku menggelinjang hebat, ciumannya berlanjut sampai ke putingku, dikulumnya di jilatnya, lalu ke perutku, terus turun ke selangkanganku dan penisku pun mulai bereaksi mengeras.

Dijilatinya paha sebelah dalamku dan aku hanya menggelinjang hebat karena di bagian ini aku tak kuasa menahan rasa geli campur kenikmatan yang begitu dahsyat. Tante pun langsung menjilati penisku tanpa mengulumnya seperti tadi dia menghisap-hisap bijiku dan juga terus sampai-sampai lubang pantatku pun dijilatinya sampai aku merasakan anusku basah.

Kulihat payudara Tante Erni mengeras, Tante menjilati sampai ke betisku dan kembali ke bibirku dikulumnya sambil tangannya mengocok penisku, tanganku pun meremas payudara Tante. Entah mengapa aku jadi ingin menjilati vagina Tante, langsung Tante kubaringkan dan aku bangun, langsung kujilati vagina Tante Ami seperti menjilati es krim.

“Achh.. uhh.. hhghh.. acch Dre enak banget terus Dre, yang itu isep jilatin Dre” kata Tante sambil menunjuk sesuatu yang menonjol di atas bibir vaginanya.

Aku langsung menjilatinya dan menghisapnya, banyak sekali lendir yang keluar dari vagina Tante Ami tanpa sengaja tertelan olehku.

“Dre masukin donk Tante enggak tahan nih”
“Tante gimana caranya?”

Tante Ami pun menyuruhku tidur dan dia jongkok di atas penisku dan langsung menancapkannya ke dalam vaginanya. Tante naik turun seperti orang naik kuda kadang melakukan gerakan maju mundur. Setengah jam kami bergumul dan Tante ami pun mengejang hebat.

“Dre Tante mau keluar nih eghh.. huhh achh” erang Tante ami.

Akupun di suruhnya untuk menaik turunkan pantatku dan tak lama kurasakan ada sesuatu yang hangat mengalir dari dalam vagina Tante. Hmm sungguh pengalaman pertamaku dan juga kurasakan vagina Tante Ami mungurut-urut penisku dan juga menyedotnya. Kurasakan Tante sudah orgasme dan permainan kami terhenti sejenak. Tante tidak mencabut penisku dan membiarkanya di dalam vaginanya.

“Dre nanti kalau mau kencing kaya tadi bilang ya” pinta Tante Erni padaku.

Akupun langsung mengiyakan tanpa mengetahui maksudnya dan Tante Amipun langsung mengocok penisku dengan vaginanya dengan posisi yang seperti tadi.

“Achh .. Tante enak banget achh.., gfggfgfg..” kataku dan tak lama aku pun merasakan hal yang seperti tadi lagi.
“Tante, Andre kayanya mau kencing lagi.

Tante Ami pun langsung bangun dan mengulum penisku yang masih lengket dengan cairan kewanitaanya, tanpa malu dia menghisapnya dan tak lama menyemburlah kencing yang untuk yang ke 2 kalinya dan seperti yang pertama Tante pun menelannya dan menghisap ujung kepala penisku untuk menyedot habis kencingku dan akupun langsung lemas tapi disertai kenikmatan yang alang kepalang.

Kami pun langsung mandi ke kamar mandi berdua dengan telanjang bulat dan kami melakukannya lagi di kamar mandi dengan posisi Tante Ami menungging di pinggir bak mandi. Aku melakukannya dengan cermat atas arahan Tante yang hebat.

Selasai itu jam pun menunjukan pukul 1 siang langsung makan siang dengan telur dadar buatan Tante, setelah itu kamipun capai sekali sampai-sampai tertidur dengan Tante Ami di sampingku, tapi tanganku kuselipkan di dalam celana dalam Tante. Kami terbangun pada pukul 3 sore dan sekali lagi kami melakukannya atas permintaan Tante, tepat jam 4:30 kami mengakhiri dan kembali mandi, dan rombongan ibu-ibu pun pulang pukul 6 sore.

“Dre kamu sudah baikan?” tanya Ibuku.
“Sudah Bu, aku sudah seger kok Bu” kataku.
“Kamu kasih makan apa Mi, sampai-sampai langsung sehat” tanya Ibu sama Tante.
“Hanya bubur ayam sama makan siang telur dadar terus kukasih saja obat anti panas” kata Tante ami.

Esoknya kamipun pulang ke jakarta dan di mobil pun aku duduk di samping Tante Ami yang semobil denganku. Ibu yang menyetir ditemani Ibu Budi di depan. Di dalam mobilpun aku masih mencuri-curi memegang kemaluan Tante.

Sampai sekarang pun aku masih suka melakukannya dengan Tante bila rumahku kosong atau terkadang ke hotel dengan Tante Ami. Aku sampai pernah mengeluarkan spermaku di dalam vagina tante sampai 3 kali. Kini Tante sudah dikarunia 2 orang anak yang cantik.

Baru kuketahui bahwa suami Tante ternyata mengalami ejakulasi dini. Sebenarnya kini aku bingung akan status anak Tante Ami. Yah, begitulah kisahku sampai sekarang aku tetap menjadi simpanan Tante bahkan aku jadi lebih suka dengan wanita yang lebih tua dariku.

batasberitaterkini.blogspot.com
COMPARTILHAR:

+1

0 Comentario "Kurasai Hangatnya Bercinta Dengan Tante Ami"

Posting Komentar

Teste Teste Teste

nonton film

Teste Teste Teste

Teste Teste Teste Teste

http://i66.tinypic.com/snl8i1.gif